TANJUNG SELOR – Yansen Tipa Padan menjadi figur yang paling ditunggu publik soal sikap politiknya di Pilkada Kaltara. Sebelumnya nama Yansen kerap dikaitkan akan berpasangan dengan Zainal Arifin Paliwang dan Brigjen TNI Sulaiman untuk menjadi Wakil Gubernur. Namun beberapa waktu lalu Yansen dengan tegas menyatakan niatnya untuk maju sebagai kandidat calon Gubernur.
Ikhtiar Yansen dilatarbelakangi keresahan dalam melihat perjalanan Kaltara yang menurutnya belum sejalan dengan cita-cita pembentukan awal sebagai provinsi pemekaran dari Kaltim. Dengan sederet pengalaman sebagai birokrat, Yansen paham bagaimana perjalanan awal Provinsi Kaltara yang saat itu masih menjadi wilayah administratif Kabupaten Bulungan di Provinsi Kalimantan Timur.
“Jujur saja, kalau bicara jabatan, mungkin tidak masuk dalam kerangka berfikir saya untuk bertindak, atau memilih, atau memutuskan keputusan menjadi Calon Gubernur. Bagi saya persoalan sekarang bukan jabatan, karena pengalaman saya sebagai seorang pemimpin dalam birokrasi maupun politik cukup panjang. Mulai tahun 1993 sampai sekarang ini menurut saya dari segi jabatan cukuplah bagi saya memberi sesuatu yang mewarnai perjalanan Kalimantan Utara ini sejak awal yang masih merupakan Kabupaten Bulungan,” kata Yansen.
Kondisi Kaltara hari ini, menurut Yansen, masih belum beranjak dari semangat awal perjuangan memekarkan daerah administratif baru. Menurutnya masih banyak potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang masih belum dimaksimalkan untuk kesejahteraan dan kepentingan masyarakat.
“Yang paling menyedihkan, wilayah yang besar ini tidak terkelola dengan baik sumber daya manusia, sumber daya alam. Ketika sudah terbentuk Provinsi Kaltara, kita tidak beranjak dari tempat semula. Kalau menurut saya, proses normatif sebagai pemerintah ya berjalan, tetapi yang kita harapkan terbentuknya Kaltara yang memberi sebanyak-banyaknya manfaat bagi masyarakat, itu belum. Saya kira inilah tantangan saya sebagai pribadi yang turut serta dalam pembentukan Kaltara,” ujarnya.
Yansen mengutarakan, proses panjang dalam terbentuknya Kaltara saat itu membawa harapan besar bagi masyarakat. Sebab saat masih berada di bawah wilayah administratif provinsi Kaltim, masyarakat belum merasakan pelayanan publik yang maksimal, seperti pemerataan infrastruktur.
“Setelah Kaltara mengalami perjalanan terbentuk menjadi sebuah provinsi, ada Satu hal yang menjadi kejanggalan saya. Tentu saya memahami secara kontekstual perjalanan menuju proses terbentuknya Kalimantan Utara ini. Dengan kondisi Kaltara sekarang ini yang dulunya menjadi bagian dari Kaltim, belum sepenuhnya mendapatkan layanan yang baik. Saat menjadi bagian dari Kaltim, masyarakat belum mendapatkan apa yang seharusnya mereka rasakan di era Indonesia merdeka ini. Itu yang terakumulasi dalam pikiran masyarakat, menyatulah semangat masyarakat untuk memperjuangkan (terbentuknya) Kalimantan Utara ini,” terang Yansen.
Beberapa hal tersebut menjadi alasan Yansen untuk ikut dalam kontestasi Pilkada 2024, sebagai Calon Gubernur Kaltara. Ia berkomitmen untuk membawa Kaltara kembali pada jalur perjuangannya sejak awal pembentukan, untuk memberikan manfaat bagi masyarakat dalam berbagai aspek.
“Ketika dilaksanakan Pilkada Tahun 2024 ini, saya pikir ini kesempatan yang harus dimanfaatkan untuk menempatkan perjalanan Kaltara ini pada jalur semangat perjuangan yang dicita-citakan. Saya kira inilah tantangan saya sebagai pribadi yang turut serta dalam pembentukan Kaltara. Mulai dari formulasi kebijakan di Tahun 2000, kemudian masuk di proses perjuangan melegitimasi sampai ke pusat, saya terlibat. Ketika jadi Bupati Malinau, saya terlibat dalam keputusan bahwa Kaltara harus menjadi provinsi,” pungkas Yansen. (*)