IKaeN.id, MALINAU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) bersama dengan INOVASI Kalimantan Utara (Kaltara) menggelar Lokakarya Penyusunan dan Integrasi Program Kerja Taman Bacaan Masyarakat dengan Advokasi Pendidikan Perubahan Iklim, di Aula Kantor Dispusip Malinau, 9-10 Desember 2025.
Kepala Dispusip Malinau, Sergius, S.Hut., M.M., menegaskan perubahan iklim merupakan tantangan besar yang membutuhkan pemahaman, kepedulian, dan tindakan bersama. Dalam situasi ini, literasi memiliki peran yang sangat penting sebagai pintu masuk bagi masyarakat untuk memahami persoalan dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Di sinilah, kata dia, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) memiliki peran strategis. TBM bukan hanya ruang baca, melainkan pusat pembelajaran komunitas yang mampu menjangkau masyarakat secara langsung. Ketika TBM mampu mengintegrasikan program kerja dengan edukasi perubahan iklim, maka TBM sesungguhnya berkontribusi dalam membangun generasi yang sadar, peduli, dan siap menghadapi tantangan lingkungan.
“Namun, kami menyadari bahwa TBM tidak mungkin bekerja sendiri. Diperlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah daerah dan TBM, terutama dalam hal pendampingan, penguatan kapasitas, penyediaan sumber belajar, serta pembentukan jejaring kerja dengan mitra pembangunan dan dunia usaha,” ujarnya.
Pemerintah daerah, lanjutnya, memiliki peran sebagai fasilitator dan penggerak kebijakan, sementara TBM hadir sebagai pelaksana lapangan yang berinteraksi langsung dengan masyarakat. Kolaborasi inilah yang harus terus diperkuat agar literasi lingkungan dan pendidikan perubahan iklim dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan.
“Melalui lokakarya hari ini, kami berharap agar tersusun model integrasi program kerja TBM yang aplikatif dan sesuai kebutuhan masyarakat, terbangun kolaborasi lintas sektor yang kuat antara pemerintah daerah, TBM, mitra pembangunan seperti INOVASI Kaltara, dunia usaha, komunitas literasi, dan pemerintahan desa,” tuturnya.
“Juga berharap terwujud dukungan pemerintah daerah yang lebih terarah bagi TBM sebagai mitra strategis dalam penguatan literasi, serta pengelola TBM semakin terampil dalam merancang edukasi lingkungan yang kreatif, relevan, dan berdampak,” tambahnya berharap.
Kehadiran berbagai pihak dalam lokakarya ini, membuktikan bahwa kepedulian terhadap literasi dan lingkungan adalah tanggung jawab bersama. Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah daerah dan TBM, ditambah dukungan para mitra, saya percaya kita dapat menciptakan ekosistem literasi yang lebih kuat dan mampu memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim.
“Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi dan kontribusi seluruh pihak. Kiranya Tuhan Yang Maha Baik memberkati setiap langkah, kerja, dan komitmen kita dalam memajukan literasi serta menjaga lingkungan di daerah kita,” ucap Sergius sekaligus membuka lokakarya. (AF)
