IKaeN.id, TANJUNG SELOR — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan melalui Satuan Tugas (Satgas) Makan Bergizi Gratis (MBG) menggelar rapat koordinasi (rakor) evaluasi pelaksanaan program di Ruang Rapat Sekda, Senin (29/9/2025).
Rapat dipimpin Sekretaris Daerah (Sekda) Bulungan, Risdianto, S.Pi., M.Si., selaku Ketua Satgas MBG, dengan melibatkan berbagai perangkat daerah dan mitra lintas sektor.
Dalam paparannya, Risdianto menegaskan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap program MBG yang baru berjalan sejak awal September. Ia menyebut, pelaksanaan program yang menyasar ribuan penerima manfaat, mulai dari anak-anak sekolah, balita, hingga ibu hamil dan menyusui, harus berjalan dengan prinsip kehati-hatian dan standar keamanan pangan yang ketat.
“Program MBG adalah amanat besar yang menyentuh langsung kebutuhan gizi masyarakat, khususnya generasi muda. Karena itu, perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan harus benar-benar diperkuat agar tidak menimbulkan risiko kesehatan,” ujar Risdianto.
Sejak diluncurkan 1 September 2025, program MBG di Bulungan melibatkan tiga dapur penyedia layanan, yakni Yayasan Amanah Aksi Insani, Bakti Rahayu Tapara, serta Dapur MBG Fortuna Tapara.
Dari ketiga dapur tersebut, tercatat total lebih dari 10 ribu penerima manfaat yang tersebar di berbagai satuan pendidikan, posyandu, hingga kelompok ibu hamil dan menyusui.
Untuk mengantisipasi risiko, Satgas MBG menetapkan sejumlah langkah strategis jangka pendek, antara lain penyusunan SOP pengadaan dan distribusi makanan, pelatihan keamanan pangan berbasis BPOM dan Dinas Kesehatan, serta sertifikasi kelayakan dapur MBG.
Sementara untuk jangka menengah dan panjang, Satgas akan menerapkan sistem pengawasan berkala, digitalisasi pelaporan, hingga simulasi penanganan kejadian luar biasa pangan.
“Kami akan mewajibkan sertifikasi keamanan pangan bagi UMKM penyedia MBG, serta menyiapkan alokasi dana khusus untuk pelatihan dan audit. Satgas juga akan membentuk tim keamanan pangan daerah agar pengawasan lebih terstruktur,” tegas Risdianto.
Sekda menekankan, keberhasilan program MBG tidak hanya diukur dari jumlah penerima manfaat, tetapi juga dari jaminan kualitas dan keberlanjutan program.
Ia berharap sinergi lintas sektor, termasuk dukungan masyarakat, bisa memastikan MBG benar-benar meningkatkan gizi anak-anak Bulungan dan mendukung penurunan stunting.
“Mari kita jadikan program ini bukan hanya seremonial, tetapi benar-benar memberi dampak jangka panjang bagi generasi Bulungan yang sehat, cerdas, dan produktif,” pungkasnya (DKIP/adv)