IKaeN.id, MALINAU – Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, S.E., M.H., menutup secara resmi Pelatihan Pengolahan Cokelat Berbahan Baku Lokal yang diselenggarakan oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) berkolaborasi dengan Dinas Pertanian Kabupaten Malinau, Selasa (26/5/2025) di Aula Kantor TP PKK Kabupaten Malinau.
“Pertama-tama saya memberikan apresiasi kepada TP PKK Kabupaten Malinau bersama dengan Dinas Pertanian yang selama ini paham, mengerti dan mengeksekusi apa yang menjadi harapan dan keinginan kita bagi masyarakat Kabupaten Malinau,” ujar Bupati Malinau, Wempi W. Mawa mengawali sambutan.
Ditegaskan Bupati, Bumi Intimung, Kabupaten Malinau, banyak memiliki potensi, punya kemampuan dan punya pasar. Itu dibuktikan bahwa Dinas Pertanian Kabupaten Malinau mempunyai tenaga terampil yang bisa membagikan ilmunya menjadi narasumber Pelatihan Pengolahan Cokelat Berbahan Baku Lokal.
“Buktinya Dinas Pertanian telah memiliki personel yang mampu melatih dan pengetahuannya untuk dibagi kepada masyarakat Kabupaten Malinau secara khusus hari ini melalui TP PKK Kabupaten Malinau,” ungkap Wempi.
“Apa yang menjadi harapan kita, ujungnya semua, hanya ingin rakyat itu bahagia dan sejahtera. Tidak ada satu pun pemerintah yang ingin rakyatnya tidak bahagia. Tidak ada satu pun kepala rumah tangga yang ingin keluarga di rumahnya tidak maju,” sambungnya.
Pun begitu juga, lanjut Bupati, para pendiri bangsa ini. Mereka tidak mengajar untuk saling bermusuhan dan saling menjatuhkan, tapi mereka mengajarkan untuk bersatu, cinta tanah air dan cinta produk dalam negeri. Bahkan, kemandirian dalam segala bidang, berdaulat dan berdikari.
Itu sebabnya, tegasnya, bangsa ini keluar dari situasi jajahan yang beratus-ratus tahun dan bahkan berkali-kali. Sebab, yang diinginkan pihak lain ada begitu banyaknya kekayaan sumber daya, bahkan potensi ekonomi salah satunya penduduk Indonesia adalah penduduk dengan jumlah lima besar di dunia.
“Nah oleh sebab itu, mari kita memaksimalkan seluruh potensi yang kita miliki. Kalau hari ini kita bicara cokelat, maka saya ingin mengingatkan kembali, bahwa cokelat ini pernah menjadi primadona bagi Malinau tempo dulu,” bebernya.
Bahkan, kata Wempi yang sedang menjalani periode keduanya memimpin Malinau ini, dia sendiri pernah menjadi bagian yang ikut mengantar cokelat sampai ke Tawau (Sabah, Malaysia) mengikuti kapal dari Malinau lewat Nunukan menyeberang ke Sebatik, Sungai Nyamuk dan lanjut ke Tawau.
“Dan cokelat Malinau itu menjadi pilihan terbaik Malaysia pada saat itu, bahkan kita memiliki tempat pengeringan kakao yang dulu pernah ada di Malinau,” ungkapnya di mana pengeringan kakao tersebut dimiliki pengusaha di Malinau pada zamannya.
Beberapa waktu yang lalu, cerita Wempi, delegasi Indonesia yang diwakili oleh Malinau, menghadiri kegiatan di Amerika Serikat, dan pihak Kedutaan Besar Indonesia berdiskusi dengannya agar potensi cokelat yang ada di Indonesia benar-benar bisa dipilih yang terbaik dan menjadikan Amerika pasar bagi Indonesia, karena cokelat Indonesia salah satu cokelat terbaik yang ada di dunia.
Tentu hal tersebut pasti membutuhkan proses dan mekanisme persyaratan perdagangan internasional, oleh sebab itu komoditi cokelat perlu benar-benar dikembangkan secara optimal.
Karena itu, tegas Wempi, bukan sekadar hanya pelatihan dan pelatihan yang dilaksanakan. Apalagi kalau tidak berdampak kepada yang dilatih, maka tidak memengaruhi kesejahteraan bagi orang-orang yang dilatih.
“Saya berharap kegiatan pelatihan ini tidak hanya seremonial, tapi benar-benar menghasilkan orang-orang yang mampu melihat potensi dan menghasilkan sesuatu untuk kesejahteraan dirinya, keluarganya, bahkan menjadi komoditi baru dalam memproduksi potensi terbaik yang ada di daerah ini,” harapnya. (AF)