IKaeN.id, TANJUNG SELOR – Kabupaten Bulungan yang memiliki penduduk multikultural yang selama ini hidup rukun berdampingan termasuk masyarakat Toraja yang turut memberi warna keberagaman di Bumi Tenguyun. Namun bersatu padu ikut berperan dalam pembangunan dari berbagai sendi kehidupan.
Bupati Bulungan Syarwani, S.Pd, M.Si saat menghadiri ibadah perayaan Natal 2023 dan tahun baru 2024 Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (PMTI) di Hotel Pangeran Khar Tanjung Selor, mengatakan.
“Siapapun yang hidup di rumah besar ini (Bulungan) wajib menjaga kedamaian kerukunan agar tidak mudah dipecah belah hanya perbedaan suku dan agama,” pesanya, Senin (29/1/2024).
Menurutnya, siapapun yang tinggal di Bulungan tak peduli dari suku dan agama apapun punya kewajiban yang sama untuk ikut berkontribusi dalam pembangunan.
“Di Bulungan tidak ada yang membedakan siapa asli siapa pendatang. Kita punya kedudukan yang setara, sederajat dan memiliki hak dan kewajiban yang sama,” urainya.
Menurutnya, tugas dirinya bersama jajaran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bulungan bagaimana menyatukan perbedaan menjadi kekuatan besar untuk memajukan Kabupaten Bulungan.
“Berapapun besarnya APBD kita, ketika masyarakatnya tidak aman dan kondusif tidak ada yang bisa dibangun,” terangnya.
Namun, kata bupati, kita patut bersyukur dengan kondisi Bulungan yang senantiasa rukun dan damai. Hal tersebut menjadi fondasi serta modal utama dalam membangun Bulungan yang kita cintai.
“Atas nama pemerintah daerah menghaturkan ucapan terima kasih setinggi-tingginya pada seluruh masyarakat Toraja di Bulungan. Yang telah berperan aktif dan berkontribusi tenaga serta pikiran bersama elemen masyarakat lainya dalam proses pembangunan,” ucapnya.
Tak lupa, bupati mengucapkan selamat merayakan Natal 2023 dan tahun baru 2024 pada masyarakat Toraja di Bulungan.
“Selamat merayakan Natal 2023 dan tahun baru 2024 bagi seluruh masyarakat Toraja di Kabupaten Bulungan,” ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga mendengarkan keinginan masyarakat kilometer 57 yang ingin menjadi desa.
“Mudah-mudahan kilometer 57 dapat kita jadikan desa persiapan sebelum menjadi desa definitif. Diharapkan ketika menjadi desa kesejahteraan masyarakatnya meningkat, dan menjadi wilayah garda depan di wilayah perbatasan dengan Kabupaten Berau,” pungkasnya. (***/AF)