IKaeN.id, TARAKAN – Dua korban jatuhnya Pesawat Pilatus PC-6 Porter PK-SNE milik PT. Smart Cakrawala Aviation (Smart Air) berhasil di evakuasi ke Tarakan, Minggu sore (10/3/2024).
Setibanya di Apron Lanud Anang Busra Tarakan, kedua korban, di mana satu orang meninggal dunia dan satu selamat langsung dibawa menggunakan mobil ambulans dan mobil pembawa jenazah ke RSUD dr. H. Jusuf SK.
Adapun korban meninggal dunia adalah Engineer on Board (EOB) atas nama Deni S dan korban selamat adalah pilot atas nama Capt. M Yusuf.
Komandan Lanud Anang Busra, Kolonel Pnb. Bambang Sudewo mengatakan, untuk korban meninggal dunia, nantinya akan diserahkan ke pihak keluarga.
Sedangkan korban selamat juga akan mendapat pendampingan dari pihak kepolisian selama masih dalam perawatan di rumah sakit.
“Kondisi korban selamat alhamdulillah stabil dan saat ini masih dalam perawatan medis. Sudah tim dokter yang menangani,” katanya, Minggu (10/3/2024).
Terkait pelaksanaan evakuasi korban di lokasi, Kepala SAR Tarakan, Syahril menerangkan bahwa Helikopter Caracal yang tiba di Tarakan Minggu siang, langsung diterbangkan ke Bandara Kolonel RA Bessing di Malinau dan selanjutnya menuju TKP sekira pukul 15.32 Wita, kemudian langsung melakukan proses evakuasi.
Pada Pukul 15.32 Wita kedua korban, selamat maupun meninggal dunia langsung di evakuasi satu persatu ke atas helikopter. Sesuai skema evakuasi, korban dibawa ke Bandara Kolonel RA Bessing Malinau terlebih dahulu sebelum diterbangkan ke Tarakan.
“Saat tiba, Tim Gabungan menemukan kedua korban dalam posisi yang tidak begitu jauh. Pengecekan dilakukan untuk memastikan kondisi korban sebelum naik ke atas helikopter,” terang Syahril.
Korban meninggal dunia di evakuasi terlebih dahulu dengan menggunakan tali dari Helikopter Caracal. Proses evakuasi korban meninggal dunia dan selamat, berjarak sekitar 10 menit.
“Setelah korban (yang meninggal dunia) pertama naik, baru kami naikkan korban kedua yakni pilot yang selamat atas nama M Yusuf. Selanjutnya, Tim Gabungan berada dalam TKP juga melakukan pencarian dan mengamankan Emergency Locator Transmiter (ELT) yang menempel pada black box. Saat ini, ELT tersebut masih pada Tim Gabungan bertahan di TKP,” ungkapnya.
Rencananya, lanjutnya, Senin (11/3/2024) evakuasi lanjutan akan dilakukan untuk membawa Tim Gabungan yang masih berada di TKP. Syahril pun berharap cuaca mendukung, seperti pada operasi penyelamatan korban.
“Besok kami akan evakuasi Tim gabungan yang di lapangan bersama dengan ELT untuk dianalisis,” tandasnya.
Sementara itu, General Marketing Smart Air Pusat, Sonia memastikan akan bertanggung jawab dalam penanganan korban selamat maupun proses yang akan dilakukan terhadap korban meninggal dunia. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk penanganan terhadap kedua korban.
Sementara ini pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Rumah Sakit dr. H Jusuf SK. “Kami akan ikuti proses segala sesuatunya. Kalau saat ini kami masih menunggu keterangan dari dokter yang menangani korban,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga menyatakan kesiapan untuk proses pemeriksaan yang dilakukan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Saat ini KNKT sudah berada di Malinau untuk melakukan survei lokasi kejadian.
“Kami siap membuka juga kondisi kelayakan pesawat. Itu sudah kita laporkan sejak awal saat menerima informasi lost contact. Seluruh pesawat perintis jenis Pilatus PC-6 Porter dalam kondisi layak terbang,” tegasnya.
Semua pesawat perintis, kata dia masuk dalam regulasi dan tidak diizinkan terbang jika tidak laik. Ditambah pesawat perintis ini yang khusus melayani wilayah pedalaman dengan sebagian besar kondisi hutan dan perbukitan.
“Ada regulasi khusus yang mengatur kelaikan pesawat sebelum penerbangan dilakukan. Khusus untuk Pilatus dengan register PK-SNE ini merupakan pesawat baru, keluaran Tahun 2022,” pungkasnya. (AF)