IKaeN.id, TANJUNG SELOR – Dalam rangka memperingati International Women’s Day (IWD) 2025, komunitas perempuan muda Kalimantan Utara (Kaltara) yang dimotori oleh Hangout Community, BPAN Kaltara, dan didukung oleh FAMM Indonesia akan menggelar kegiatan bertajuk “Ngabuburit IWD Benuanta 2025”. Berlangsung 8-9 Maret 2025 di Tanah Kuning, Bulungan, bertepatan dengan bulan Ramadan.
Dengan mengusung tema “Suara Perempuan untuk Bumi: Membangun Solidaritas, Mencegah Kekerasan”, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan ruang bagi perempuan dalam mengekspresikan pengalaman serta perjuangan mereka, khususnya terkait kekerasan berbasis gender dan dampak ekstraktivisme terhadap lingkungan.
IWD 2025 di Kaltara kali ini diisi diskusi, storytelling circle, dan merefleksikan peran perempuan baik di keluarga maupun lingkungannya atau lingkungannya. Perempuan dari berbagai latar belakang berbagi kisah dan pengalaman mereka, sekaligus serta sesi bincang santai mengenai peran perempuan dalam gerakan sosial dan perlindungan lingkungan.
“Membicarakan perempuan dan kondisi lingkungan menjadi hal yang menarik, pada momentum IWD ini menjadi refleksi bersama kita sesama perempuan bersuara, sebagai langkah membangun gerakan, sebagaimana tema yang kita usung pada IWD kali ini,” ujar penyelenggara kegiatan Arni, Minggu (9/3/2025).
Suara untuk bumi adalah bagaimana melihat bumi saat ini, bisa dimaknai sebagai seruan atau gerakan untuk menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan, keadilan ekologis, serta perlindungan bumi dari berbagai bentuk eksploitasi dan kerusakan. Dalam konteks aktivisme, ini bisa mencakup berbagai aksi seperti kampanye penyadaran, advokasi kebijakan hijau, perlawanan terhadap ekstraktivisme, serta gerakan ekofeminisme yang menyoroti keterkaitan antara perempuan dan lingkungan.
“Kami hari ini berkumpul dari berbagai latar belakang berbeda, coba memaknai lingkungan kami saat ini, seperti apa kondisinya, dan apa yang bisa kami lakukan agar bumi tetap bisa menopang kebutuhan kita, termasuk bagaimana perempuan bisa terlibat dalam penyelamatan lingkungan serta saling berkolaborasi,” katanya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan, Kaltara saat ini juga sedang menangkap peluang investasi yang berasal dari SDA, seperti diketahui proyek industri atau sering disebut Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI), Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), pertambangan dan atau lainnya. Menurutnya hal yang paling penting adalah keseimbangan lingkungan untuk keberlangsungan di tengah adanya investasi, termasuk khususnya bagi keberlangsungan hidup perempuan.
“Peringatan IWD kali ini juga menjadi momentum refleksi atas situasi politik pasca-pemilu 2024, yang diharapkan dapat memperkuat suara perempuan dalam kebijakan publik dan tata kelola negara,” bebernya.
Salah satu peserta, Vallen menambahkan, melalui kegiatan ini banyak mengambil pembelajaran, salah satunya bagaimana perempuan juga punya hak bersuara, termasuk untuk bumi, yang selanjutnya dapat secara tegas melakukan kolaborasi pencegahan terhadap kekerasan pada perempuan.
“Tubuh perempuan bukan komoditas berita, bahwa kita berhak bersuara ketika kita menjadi objek diskriminasi, termasuk dalam sosial dan atau lingkungan,” tandasnya.
Melalui perayaan ini, diharapkan semakin banyak perempuan yang berani bersuara, membangun solidaritas, serta berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan. (**)