KRAYAN, IKaeN.id – Keputusan konferensi ke-21 Gereja Kemah Injil Indonesia (GKII) Daerah Krayan, 16 Juli 2016 di Long Layu, Krayan Selatan menetapkan setiap tanggal 19 Oktober sebagai Hari Ulang Tahun (HUT) Misi GKII Daerah Krayan, secara khusus Long Nuat, menjadi tanah keberkatan pertama Injil diberitakan di antara Suku Dayak Lundayeh Krayan.
Karena itu, untuk pertama kalinya digelar, HUT Misi ke-91 dilaksanakan di Long Umung, Krayan Timur, Nunukan, 18-19 Oktober 2023 dan dihadiri pihak keluarga misionaris Rev. William Ernest Presswood, yaitu anak, menantu dan cucu istri keduanya, Ruth Presswood Hutchins dari Amerika Serikat.
Selain juga dihadiri ribuan jemaat, juga dihadiri oleh Ketua Christian and Missionary Alliance (C&MA), mantan-mantan ketua daerah GKII Daerah Krayan dari sejak tahun 1949-2023 atau yang mewakili dan juga pionir-pionir atau keluarga.
Demikian juga diundang hadir putra-putri Lundayeh yang bertugas di bidang masing-masing yang berada di seluruh Indonesia, Serawak dan Sabah, Malaysia, termasuk Dr. Yansen TP, M.Si, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persekutuan Dayak Lundayeh (PDL) yang juga merupakan Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Utara (Kaltara).
“Mengingat sejarah masuknya Injil ke Daerah Krayan sudah berusia 91 tahun, maka Badan Pelaksana Harian Daerah GKII Daerah Krayan melalui keputusan Rakerda II Tahun 2023 di GKII Jemaat Buduk Tumu menetapkan kegiatan momentum HUT Misi dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2023 sebagai sebuah kegiatan yang langka dan pertama sepanjang 91 tahun berjalan,” ujar dr. Aprianto, Ketua Panitia Acara HUT ke-91 Misi GKII Daerah Krayan, Rabu (18/10/2023).
Dalam sambutannya, Wagub Kaltara Yansen TP selaku Ketua DPP PDL yang diminta untuk membuka acara menyampaikan rasa hormatnya kepada orang-orang yang ia yakini telah berbuat untuk Dayak Lundayeh, khususnya di Krayan.
“Yang pertama, yang saya hormati, saya kasihi dalam Yesus Kristus, keluarga Presswood yang saya tidak sebut satu persatu dari semuanya, dalam hal ini sebagai yang tertua, Mrs. Marty Moore,” ucap Yansen TP yang juga merupakan penasihat GKII Pusat ini.
Ia juga menyampaikan rasa hormat kepada para pengelola Yayasan Mission Aviation Fellowship (MAF) Tarakan yang menurutnya tidak terlepaskan membumikan Injil di Bumi Krayan, bahkan terhadap pelayanan pemerintah. Oleh sebab itu, semua harus patut berterima kasih dan bersyukur ada alat Tuhan yang dipakai untuk menghidupkan penginjilan di Bumi Krayan.
Yansen juga mengucapkan terima kasih kepada ketua panitia dan seluruh yang terlibat hingga terlaksananya dengan baik HUT ke-91 Misi GKII Daerah Krayan. Sebab, apa yang dilakukan adalah sebagai upaya menghidupkan misi dari generasi ke generasi.
“Pada malam hari ini saya mewakili masyarakat Lundayeh. Saya katakan mewakili bukan karena jabatan saya, bukan karena pekerjaan saya, tapi saya juga adalah buah dari hasil pelayanan yang dilakukan oleh para misionaris,” ungkap pria kelahiran Pa’Upan, Krayan Selatan 63 tahun lalu ini.
Yansen sangat ingat perkataan mendiang ayahnya, Samuel Tipa Padan, yang mengatakan bahwa obsesi untuk mendapatkan pendidikan dalam keluarga di Krayan luar biasa, lalu berpindah-pindahlah agar dapat pendidikan yang lebih baik.
“Apa yang membuat visi pendidikan bapak itu begitu luar biasa?” tanya Yansen kepada ayahnya yang waktu pendidikan ayahnya masih berusia belasan tahun.
Lalu ayahnya mengatakan, kalau mau maju, harus pendidikan. Petuah atau penyampaian bahasa itu didengar ayahnya dari para misionaris. Itulah yang membuat ayahnya berpikir jauh ke depan, tidak mungkin tidak, kalau mau maju harus sekolah. Maka sekolahlah ayahnya.
“Akibat daripada misionaris, kemudian orang tua saya punya motivasi besar untuk mengubah masa depan sekolahlah dia, kemudian tahun 1970 dia pindah membawa kami semua dari Krayan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik,” tutur Bupati Malinau periode2011-2016 dan 2016-2021 ini.
Tujuan ayahnya memboyong keluarga pindah yaitu melanjutkan apa yang dicita-citakan oleh ayahnya ketika melihat bahwa masa depan tidak mungkin tidak harus melalui pendidikan.
“Maka kami pindah. Hasilnya inilah saya. Oleh sebab itu, di antara kita semua yang ada di tempat ini, tanpa adanya kehadiran dari misionaris, dalam hal ini pribadi William Ernest Presswood, saya yakin kita semua masih dalam kegelapan,” kata Yansen yang meraih gelar doktor di Universitas Brawijaya Malang ini. (AF)