IKaeN.id, TARAKAN – Umat Buddha di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) bersuka cita dengan dilaksanakannya Abhisekha Rupang Buddha terbesar di Bumi Benuanta, Minggu (20/4/2025) di Vihara Parama Sinar Borobudur, Tarakan.
Tidak hanya terbesar saja, Rupang Buddha dalam posisi berdiri yang diabhisekha memiliki nilai histori dengan pulau Kalimantan. Abhisekha adalah ritual keagamaan Buddha yang memiliki tujuan mengukuhkah/menyakralkan Rupang Buddha sebagai sarana puja/ibadah bagi umat Buddha.
Rupang Buddha yang diabhisekha merupakan replika Arca Buddha yang ditemukan di Kota Bangun, daerah Kutai (sekarang Kutai Kertanegara). Berdasarkan literasi sejarah, arca Buddha ini terbuat dari perunggu dan hilang/rusak (lost) pada kebakaran di Paris World Exhibition tahun 1931.
Abhisekha Rupang Buddha yang dihadiri oleh enam Bhante, satu Samanera dan tiga Atthasilani ini menjadi istimewa, karena acara tersebut dihadiri Sanghanayaka (Ketua Umum) Sangha Theravada Indonesia, YM. Sri Subhapannyo Mahathera.
Acara berlangsung sangat hikmat dan sakral, hadir tidak kurang 500 umat Buddha, serta perwakilan umat dari Vihara Dharma Cakra Tanjung Selor, Vihara Bodhi Sasana Jaya Malinau, Vihara Sasana Graha Nunukan, serta Vihara Santi Graha Berau.
Acara dimulai dengan prosesi penyalaan lilin dan dupa oleh Bhikkhu Sangha, Namakara Patha, permohonan sila, pembacaan Paritta Manggala, pemercikan tirta kepada Rupang Buddha, dan Dhammadesana yang disampaikan oleh YM Dhammasubho Mahathera.
Dalam uraian Dhamma, Bhante Dhammasubho menyampaikan, hendaknya keberadaan sebuah Vihara harus multifungsi. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi bisa juga berfungsi sebagai tempat wisata religi.
“Seperti Rupang Buddha yang indah, Agung dan mendamaikan ini, hendaknya setiap pengunjung juga terinspirasi agar hatinya menjadi indah dan damai.” pesan Bhante Dhammasubho.

Foto: Istimewa
Selain acara Abhisekha Rupang Buddha, di hari yang sama juga dilakukan Pindapata yaitu tradisi mempersembahkan makanan kepada para Bhikkhu, Samanera dan Atthasilani. Rute Pindapata dimulai dari Sekolah Indo Tionghoa sampai di Vihara Parama Sinar Borobudur, di mana Abhisekha Rupang Buddha dilakukan.
Pindapata dan Abhisekha merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dalam rangka menyambut Hari Raya Trisuci Waisak 2069/2025. Puja bhakti detik-detik Trisuci Waisak jatuh pada (13/5/2025) pukul 00.55.29 Wita. Seluruh Vihara binaan Sangha Theravada Indonesia di Kaditara melakukan Puja Bhakti sebagai puncak Perayaan Hari Raya Trisuci Waisak 2569/2025 akan dilaksanakan Dharmasanti Waisak oleh Keluarga Besar Theravada Indoensia (KBTI) Provinsi Kaltara yang dipusatkan di Kota Tarakan (17/5/2025). (**)