IKaeN.id, MALINAU – Momentum memimpin rapat paripurna Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24 Kabupaten Malinau, Kamis (26/10/2023), Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Malinau Ping Ding menyampaikan empat pesan dan harapan.
Hal itu ia sampaikan di hadapan semua anggota dewan yang terhormat dan juga Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Drs. H. Zainal A. Paliwang, SH, M.Hum dan Dr. Yansen TP, M.Si serta Bupati dan Wakil Bupati Malinau, Wempi W. Mawa, SE, MH dan Jakaria, SE, M.Si di Gedung DPRD Kabupaten Malinau.
“Momentum memperingati HUT ke-24 Kabuapten Malinau ini, untuk itu patutlah kita menyampaikan hal-hal sebagai berikut; yang pertama mensyukuri semua kerja keras yang telah kita lakukan bersama, sehingga bisa meraih capaian hasil pembangunan sebagaimana yang telah dinikmati bersama saat ini,” ujar Ping Ding, Ketua DPRD Kabupaten Malinau.
Kemudian juga memberi apresiasi kepada semua elemen, baik dari unsur pemerintah daerah, pemerintah desa, RT, swasta dan masyarakat yang telah berkontribusi dalam proses pembangunan Kabupaten Malinau.
“Kesejahteraan masyarakat dan rakyat, sebagai upaya yang memandirikan kekuatan pemantik dalam meningkatkan partisipasi masyarakat. Meskipun derasnya badai melanda, kita harus tetap kuatkan tekad dan semangat kita untuk menghadapi segala tantangan dan rintangan, dengan tegar dan bijaksana,” katanya.
Sekali kaki telah menapak, tegas perempuan pertama yang menjadi Ketua DPRD Kabupaten Malinau ini, maka pantang mundur surut selangkah untuk meraih keberhasilan yang dicita-citakan. Oleh sebab itu, ia mengajak untuk bangga dan bertekad membangun diri menjadi seorang pemenang dalam berperan membangun Malinau.
“Teruslah bergerak, menjelajahi hidup penuh keyakinan dan kekuatan yang tak tergoyahkan, karena kita telah teruji mampu hidup dalam keyakinan dan kekuatan bersama. Kita harus berani berkarya dan berkreasi mengukir prestasi, berani membangun mimpi, mimpi indah membangun Malinau,” ucapnya semangat.
Satu tanggung jawab besar saat ini, yaitu sikap berani dan kreatif untuk berkarya. Sikap berani dan bersemangat dalam tindakan memberi inspirasi kepada para penerus generasi mengejar tujuan yang dicita-citakan.
Kesalahan dan kegagalan bukanlah akhir dari sebuah perjalanan, melainkan sebuah pembelajaran yang berharga menjadi batu pijakan sebuah loncatan yang akan menghantarkan kepada satu keberhasilan yang menentukan pada masa yang akan datang.
“Takut dengan kegagalan, menghilangkan peluang untuk berhasil. Keberanian mengambil langkah tindakan sekalipun gagal, tetap akan membuka peluang dan kesempatan untuk sebuah pilihan dalam menjawab persoalan yang dihadapi dalam memenuhi kebutuhan hidup masyarakat,” tegasnya.
Kemudian yang kedua, lanjut wanita kelahiran Data Dian, Kecamatan Kayan Hilir, 53 tahun silam ini, ia mengajak untuk saling mendukung dalam memberikan sumbangsih pemikiran yang positif dengan tindakan dan cara-cara terhormat sesuai tugas tanggung jawab yang diemban oleh masing-masing.
“Kita wajib terlibat dengan baik dan profesional dalam melanjutkan proses pembangunan Malinau yang kita cintai ini. Ada kata bijak yang selalu diucapkan oleh seorang pemimpin Malinau, bahwa ‘Kita tidak sedang berlari dalam lintasan proses dari tujuan pembangunan itu sendiri’,” ucapnya menirukan perkataan seorang pemimpin Malinau.
Prinsip ini, mengingatkan dan menyatakan kepada bahwa keberhasilan pembangunan itu bukan berada dalam satu titik akhir, tetapi sedang berada dalam lintasan proses keberhasilan pembangunan sesuai dengan progresnya.
Oleh sebab itu pimpinan organisasi dari perangkat teknis daerah yang notabene merupakan pejabat daerah yang harus selalu profesional dalam menjalankan tugas daerah. Setiap kerja harus berlandaskan pada aturan sebagai pedomannya. Melakukan penataan kelembagaan dan struktur kerja birokrasi yang profesional.
“Tingkatkan pembinaan kepada seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) karena pemberdayaan terhadap setiap individu ASN itu juga merupakan sebuah keberhasilan dalam pembangunan. Harapan kita, dapat terus dilakukan perbaikan dalam sistem dan semangat bekerja yang transparan, adil dan objektif dari seluruh lini pembangunan,” harapnya.
Ping Ding mengajak membangun nilai-nilai keteladanan dalam berdemokrasi. Berdemokrasi untuk menghadirkan pimpinan birokrat yang bisa dipanuti dan diteladani secara terus menerus oleh bawahan dan organisasi ke depan.
“Upaya ini kita lakukan sebagai bentuk konsistensi membentuk dan mempertahankan nilai struktur dari sistem pemerintahan yang telah baik dilakukan oleh para pendahulu kita. Sesungguhnya komitmen ini merupakan bentuk dari tanggung jawab bersama dalam mewujudkan Malinau yang mandiri, damai dan sejahtera dengan didukung oleh aparatur yang profesional,” lanjutnya.
Yang ketiga, istri Wagub Kaltara Yansen TP ini juga menyerukan agar bersama-sama terus menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban di Bumi Intimung demi lancarnya seluruh proses pembangunan yang dijalankan bersama. Teristimewa, kata dia, dalam rangka menghadapi pesta demokrasi Tahun 2024, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden dan wakil presiden Republik Indonesia.
“Kita yakini bersama bahwa politik pada asasnya memperlihatkan perbedaan yang hakiki. Namun perbedaan yang menampilkan dan memperlihatkan nilai, seni dan etika kekuatan dalam membela kepentingan Rakyat. Sehingga dengan demikian, tentu yang harus kita lebih dahulukan adalah mengedepankan kepentingan rakyat sebagai tujuan berdemokrasi,” tegasnya.
Demokrasi, imbuhnya, menggambarkan perbedaan yang argumentatif dari semua pelaku politik, sebagai bentuk inisiasi dalam membela kepentingan rakyat. Demokrasi dengan pertarungan dan pertautan argumen merupakan sebuah keniscayaan. Oleh sebab itu menjadi sebuah kebenaran, bahwa tidak ada musuh abadi dalam politik. Maka sependapatlah bahwa berbeda politik bukan berarti harus bertentangan dan bermusuhan.
“Marilah kita menciptakan kondusifitas daerah dengan semangat persaudaraan dalam politik yang penuh etika, sopan santun sebagai insan politik yang berbudaya. Secara khusus kepada para pihak yang terlibat dalam semua tahapan dan proses yang harus mengedepankan profesionalitas dalam penyelenggaraan pemilu,” pesannya.
Terlebih, lanjut dia lagi, semua jajaran ASN dan para pelaku kebijakan harus mengedepankan sikap agar tidak menguntungkan pribadi, kelompok dan golongan dalam pesta demokrasi. Netralitas sebagai seorang aparatur dalam mengemban tugasnya harus menjadi yang utama untuk mewujudkan proses demokrasi yang jujur, adil, terbuka, langsung, bebas dan rahasia.
“Masyarakat sudah dewasa dan mengerti serta sangat menghargai perilaku bijak kita dalam mengedepankan kepentingan masyarakat. Masyarakat pun sudah sangat paham dan mengerti, bahwa di kala terdapat sikap dan perilaku yang tidak wajar,” bebernya.
Karena itu ia meminta agar menghindarkan diri dari sikap yang tidak dapat dipertanggungjawabkan serta tidak profesional dalam melaksanakan peran sebagai pelaku dan pemegang peran strategis atau sebagai pihak tertentu yang terlibat dalam menyukseskan penyelenggaraan pemilihan umum.
Untuk itu tentu semua bersepakat untuk menjauhkan sikap yang tidak bertanggung jawab, serta bersikap tegas menghilangkan adanya keinginan yang berlebihan mengutamakan kepentingan dengan cara tertentu yang bisa merusak demokrasi.
“Kabupaten Malinau sudah sangat dewasa dalam berdemokrasi. Marilah kita semua dengan jujur dan penuh tanggung jawab, siapa pun kita, agar bersikap tegas menjaga dan mempertahankan keunggulan semangat berdemokrasi yang terbukti telah berjalan dengan sehat, jujur dan transparan, baik pada kontestasi politik pemilu legislatif dan pilpres, maupun pada lingkup birokrasi pemilihan kepala desa dan ketua RT se-Kabupaten Malinau,” tukasnya.
Lanjut pesan dan harapan keempat, Ketua DPRD Ping Ding mengatakan disadari bersama bahwa Kabupaten Malinau memiliki suku bangsa yang beraneka ragam budayanya. Untuk menjadikan keberagaman itu sebagai kekuatan, maka penting menciptakan sinergitas yang dinamis dan produktif dengan mengembangkan semangat ‘Kesetaraan’ antar etnis bangsa, membangun semangat ‘Solidaritas’ dan ‘Toleransi” antara sesama warga. Selalu mengedepan prinsip ”Kemanusiaan” dalam membangun pola interaksi dalam masyarakat yang majemuk.
“Menciptakan pendekatan dengan pola kedudukan yang sama dalam berbagai hal bagi semua orang. Yaitu damai dan sejahtera didukung oleh pemerintahan yang membangun pola hubungan dengan prinsip ‘Humanis’. Prinsip memperlakukan sesama manusia dengan baik tanpa melihat ras, suku, agama, profesi dan atau latar belakangnya,” ujarnya.
Maka dari itu harus selalu proaktif dalam menciptakan semangat ‘Kerja sama’ di dalam masyarakat. Terus menerus menumbuhkembangkan gairah dan semangat warga melakukan ‘Kebajikan’ dalam pergaulan yang berbudaya dan berlandaskan nilai agama serta terus menanamkan nilai hidup yang mengedepankan semangat ‘Persatuan’ di antara etnis dan suku bangsa.
Juga menggairahkan hidup penuh empati di antara warga yang sangat hetrogen dalam rangka kita bertanggung jawab mewujudkan pemerataan pembangunan yang ‘Berkeadilan’ bagi seluruh rakyat Malinau, baik yang berdomisili di perbatasan, pedalaman dan perkotaan.
“Sebuah keniscayaan bahwa Malinau pada akhirnya membutuhkan semangat ‘Harmonisasi’ untuk menciptakan rasa damai, agar tercapai apa yang kita cita-citakan bersama melalui visi daerah, yaitu; Terwujudnya Kabupaten Malinau yang mandiri, damai dan sejahtera didukung pemerintahan yang profesional,” pungkasnya. (AF)