IKaeN.id. KRAYAN – Intensitas hujan yang begitu tinggi di Kalimantan Utara (Kaltara) periode Desember 2024 hingga Januari 2025 membuat di hampir semua kabupaten/kota mengalami banjir, termasuk di Kabupaten Nunukan, tepatnya di kecamatan-kecamatan yang ada di Krayan.
Parahnya, infrastruktur jalan dan jembatan di Krayan yang wilayahnya berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia, yang masih tanah serta masih berbahan kayu seadanya ini rusak dan terputus.
“Akibat curah hujan yang tinggi selama Desember-Januari, mengakibatkan kerusakan jalan (link Provinsi Kaltara) penghubung antar kecamatan (Krayan Barat-Selatan-Tengah),” ujar Gat Khaleb, Anggota DPRD Kabupaten Nunukan dikutip IKaeN.id seizinnya dari media sosialnya.
Kondisi ini, kata Gat Khaleb, tentu berdampak terhadap aktivitas masyarakat. Aktivitas sehari-hari sebagai petani, sekolah, dan lainnya serta juga aktivitas lalu lintas barang masuk ke kampung dan kecamatan.

Foto: Masyarakat Krayan
Anggota DPRD Kabupaten Nunukan dari Fraksi Demokrat daerah pemilihan IV ini menegaskan, kondisi rusaknya akses jalan dan jembatan tentu sepenuhnya tidak karena akibat faktor alam, tetapi juga karena sentuhan pemerintah yang minim selama ini. Sebab jalan yang ada masih jalan tanah dan jembatan masih pakai kayu batangan (kayu log).
Jadi, lanjutnya, menjadi wajar masyarakat di daerah-daerah pedalaman atau perbatasan selalu teriak menuntut keadilan dan pemerataan pembangunan. Memang faktanya, tegasnya lagi, pembangunan di pedalaman masih terbelakang. Ibarat langit dan bumi jarak kesenjangannya.
“Kami (masyarakat pedalaman), butuh pemerataan dan perhatian lebih. Butuh keberpihakan oleh pihak-pihak terkait. Selama perhatian atau konsentrasi anggaran lebih banyak ke kota, maka selamanya jurang kesenjangan terus melebar. Selamanya keadilan pembangunan tidak tercipta!” pungkas pria kelahiran Krayan ini. (AF)