IKaeN.id, CIKEAS – Kedatangan Dr. Yansen TP, M.Si di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Jumat (1/3/2024) disambut hangat. Kedatangannya bertujuan untuk mengungkapkan ‘sepercik’ cerita dan harapan tentang Kalimantan Utara (Kaltara).
Kehadiran pria yang diamanahi jabatan oleh masyarakat sebagai Wakil Gubernur (Wagub) Kaltara ini, menjadi lanjutan tonggak sejarah peradaban baru literasi yang muncul dari adanya Batu Ruyud Writing Camp (BWRC) I di Fe’ Milau, Krayan Tengah, Kabupaten Nunukan, Kaltara tahun 2022 lalu.
Ya, setelah dua tahun, Yansen TP bersama belasan pegiat literasi dan penulis nasional meluncurkan sebuah buku yang tak lain adalah dari hasil BRWC I yang mengungkapkan tentang perbatasan Indonesia di Krayan, Kaltara.
“Buku yang saya dan teman-teman alumni peserta BRWC I luncurkan di Sekolah Alam Cikeas ini berjudul ‘Menjelajahi Misteri Perbatasan’,” ujar Yansen TP saat peluncuran buku yang acaranya masuk dalam rangkaian acara Indonesia Green Book Festival yang diselenggarakan oleh Sekolah Alam Cikeas bekerja sama dengan Gramedia, 26 Februari – 2 Maret 2024.
Alasan buku tersebut diluncurkan di Sekolah Alam Cikeas, karena menurut Bupati Malinau periode 2011-2016 dan 2016-2021 ini, Sekolah Alam Cikeas identik dengan sesuatu hal yang misteri. Menurutnya, memang ada banyak sekolah alam, tapi konsep Sekolah Alam Cikeas ini relatif berbeda.
Oleh sebab itu, lanjut YTP (akronim namanya), buku yang ditulis oleh tim BRWC I ini mengungkapkan misteri, khususnya misteri yang ada di Batu Ruyud, Krayan Tengah dan sekitarnya.
“Jadi harapan kami peluncuran buku yang dilaksanakan di Sekolah Alam Cikeas ini ibarat kata kita ungkapkan sebagai sebuah nilai yang harus dipahami dan diketahui oleh khalayak dan bahkan oleh pemerintah,” katanya.
“Peluncuran buku ini menurut saya bukan sekadar tren saja, tapi memang sebuah kebutuhan konsep pembangunan,” sambungnya.
Dijelaskan YTP, maksud dan tujuan adanya BRWC adalah bentuk itikad para pegiat literasi dan penulis nasional untuk kebangkitan peradaban berliterasi dan tekad bersama mendorong bertumbuh berkembangnya literasi nasional.
“Nah jadi, saya kira Cikeas sebagai salah satu tempat spesial menurut kami. Tempat ini kan ada Presiden RI ke-6 (Susilo Bambang Yudhoyono), jadi saya kira tidak salahlah kalau Cikeas ini menjadi daya ungkit isu literasi nasional. Semoga apa yang kami gagas ini sebagai bentuk kebangkitan literasi,” ungkapnya.
Untuk diketahui, BRWC I berlangsung pada Oktober-November 2022 lalu di Batu Ruyud, Krayan Tengah, Nunukan, Kaltara dan menghadirkan 15 penulis nasional yang menginap selama sepekan di tengah hutan sambil berbagi ilmu menulis kepada warga sekitar.
Pegiat literas dan penulis nasional yang hadir pada BRWC I di antaranya, Pepih Nugraha, pendiri Kompasiana, Arbain Rambey, penulis dan fotografer profesional, Masri Sareb Putra, sastrawan angkatan 2000 dan Arip Senjaya, Dosen FKIP Untirta bidang filsafat dan sastra, editor, pengarang buku, peneliti, penggemar pertukangan, alumni UPI dan UGM.
Kemudian, ada juga Johan Wahyudi, penulis buku ajar terbaik Perpusnas, Wulan Ayodya, penulis buku wirausaha terbaik Perpusnas, Eko Nugroho, senior editor Elex Media Komputindo (Gramedia Group), Herman Syahara, penyair nasional, Edrida Pulungan, penulis dan ASN terbaik dan Dodi Mawardi, penulis buku bestseller Gramedia. (AF)